Rabu, 08 Juni 2011

BUDAYA ORGANISASI: Dampaknya Pada Peningkatan Daya Saing Perusahaan

Oleh: Wilson Bangun
Publikasi Pada : Jurnal Manajemen, Vol.8, No.1, November 2008

Abstract
The organizational culture is one of indicators indicates to increase the corporate comparative advantage. The organization’s succes depends on the increasing of performance, in other side the failure of organization comes from the decreasing in performance. The purpose of this research is to explore the concept of the organizational culture and its role in achieving organizational success. The type of research used was library research. The organizational culture consist three levels, such as artifact, espoused values, and basic assumption. Organizational culture has to differentiate between strong and weak culture. Strong cultures have a greater impact on employee behaviors and are more directly related to reduce turnover.
Keywords : organizational culture, strong culture, and comparative advantage.

Pendahuluan

Dewasa ini banyak perusahaan yang gagal mencapai tujuannya karena tidak mempunyai daya saing yang kuat dalam menghadapi pasar yang serba lengkap ini.Dalam era globalisasi ini, perusahaan-perusahaan nasional akan menghadapi persaingan yang tajam untuk berkiprah di dunia bisnis.Untuk memperoleh pasar yang lebih luas, perusahaan harus mempunyai daya saing yang lebih dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya.Daya saing itu dapat berupa. . . . (baca_selengkapnya )

Artikel lengkap dikompilasi oleh/hubungi :
Kanaidi, SE., M.Si (Penulis, Peneliti, PeBisnis, Trainer dan Dosen Marketing Management). e-mail ke : kana_ati@yahoo.com atau kanaidi@poltekpos.ac.id

Butuh Artikel/Jurnal Lainnya ?, click di :

Senin, 06 Juni 2011

ANALISIS PENGARUH KEPERCAYAAN DAN KOMITMEN TERHADAP KEDEKATAN HUBUNGAN DAN INOVASI DALAM UPAYA PENCAPAIAN KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN

(Studi Empirik Pada Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan di Semarang)

Oleh : Sumarsono

Publikasi pada: JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA Volume VI, No. 3, Desember 2007, halaman 347 - 360
Abstraksi
Banyaknya PPJK yang gulung tikar karena ketidaksanggupan dalam bersaing menunjukkan bahwa perlu diadakan penelitian yang mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keunggulan bersaing berkelanjutan. Data dikumpulkan dari 100 responden yang berasal dari seluruh pimpinan Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) Semarang, kemudian data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis SEM dengan program AMOS 4.0. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, sehingga model tersebut dapat menggambarkan hubungan kausalitas yang terjalin antar variabel. Dalam penelitian ini juga menghubungkan hasil penelitian ini terhadap implikasi teoritis maupun manajerial. Implikasi manajerial merekomendasikan kepada PPJK Semarang untuk meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan melalui pengembangan hubungan dekat dengan konsumen dan melakukan inovasi yang berkelanjutan. Keterbatasan dari penelitian ini dan agenda penelitian mendatang dapat digunakan sebagai referensi oleh peneliti berikutnya.

Kata Kunci: Kepercayaan, Komitmen, Kedekatan Hubungan, Inovasi dan Keunggulan Bersaing Berkelanjutan

Sejak tahun 1980-an perekonomian dunia menuju kearah globalisasi. Hal ini ditandai adanya liberalisasi perdagangan internasional dan regionalisasi ekonomi, antara lain: European Single Market (ESM), The Asia Pacific Economic Community (APEC), The Asean Free Trade Area (AFTA). Kondisi tersebut menimbulkan lingkungan bisnis yang lebih bersaing tidak sekedar dalam tataran nasional atau regional, tetapi lebih jauh lagi yaitu adanya persaingan di tingkat global. Sejalan dengan kondisi tersebut, penguasaan faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja, alam dan modal (comparative advantage) yang sebelumnya dapat digunakan sebagai tameng sekaligus senjata bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan, tidak lagi merupakan basis yang cukup kuat bagi perusahaan.

Globalisasi telah mengubah segala sesuatu yang membatasi menjadi lepas tak terbendung. Setiap perusahaan akan dengan mudah memperoleh sumber daya yang diinginkan kapan dan dimanapun sumber daya tersebut tersedia. Pada perkembangan selanjutnya setiap perusahaan yang akan bersaing pada kompetisi global harus memiliki keunggulan bersaing berkelanjutan (sustainable competitive advantage) sekaligus mampu membangun hubungan baik dengan konsumen lewat kepercayaan, komitmen dan kedekatan hubungan.

Kompetisi dapat menghasilkan dua konsekuensi bagi perusahaan, yaitu kesuksesan dan kegagalan. Dengan demikian setiap perusahaan saling berlomba untuk melakukan perubahan setiap waktu agar barang atau jasa yang dihasilkan tidak tertinggal dari pesaing. Kandapully dan Duddy (1999) mengemukakan bahwa dalam mencapai keunggulan bersaing, perusahaan hendaknya mengubah pendekatan terhadap konsumen, dari pendekatan tradisional yang menekankan pada orientasi penjualan ke pendekatan relationship marketing yang mengedepankan hubungan baik dengan konsumen.

Slater and Narver (1994) mengungkapkan bahwa dalam mencapai keunggulan bersaing perusahaan hendaknya. . . .
. . . . . (baca_selengkapnya )